Title : I Can Do More
[Chapter 1]
Author : exotaengfanfics
Length : Chapter
Rating : T
Genre : Friendship, School
Life, Romance, Sad
Main Cast : - Kris
EXO
-
Taeyeon SNSD
Other Cast : Yoona SNSD,
Chanyeol EXO
Pagi telah menyapa, Taeyeon tak kunjung beranjak dari
tempat tidurnya. Ia merasa malas untuk bangun dan lebih memilih untuk
melanjutkan tidur paginya.
“Taeyeon...........”, teriak seorang yeoja dari luar
kamar Taeyeon.
Taeyeon tak menghiraukan suara itu dan tetap memilih
melanjutkan tidurnya, hingga yeoja itu kembali berteriak dan mengetuk-ketuk
pintu kamar Taeyeon cukup keras. Taeyeon yang merasa kesal dan terganggu
akhirnya memutuskan bangun dan menghampiri yeoja itu.
“Nuguyo?”, dengan suara yang masih tampak lemas, Taeyeon
segera membukaan pintu kamarnya.
“Taeyeon kenapa kau baru bangun, kau tidak akan
berangkat ke sekolah hari ini?”
“Ah Yoona....”, Taeyeon kembali ke tempat tidurnya.
“Kenapa kau mengganggu tidurku, aku malas berangkat ke
sekolah hari ini.”, ucap Taeyeon malas, segera Ia mengalihkan pandangannya dari
Yoona dan kembali melanjutkan tidurnya.
“Taeyeon kau jangan malas begini. Kalau kau tidak
berangkat sekolah hari ini, songsaengnim pasti akan memarahimu.”, segera Yoona
menarik-narik tangan sahabatnya itu agar terbangun dari tidurnya dan mau
berangkat ke sekolah dengannya hari ini. Taeyeon begitu kesal dengan ulah Yoona
yang terkesan memaksanya, akhirnya dengan terpaksa Taeyeon mengikuti perintah
Yoona untuk berangkat ke sekolah pagi ini.
Sesampainya di sekolah, Taeyeon dan Yoona segera menuju
kantin untuk menemui Kris dan Chanyeol sahabat mereka.
“Kris, Chanyeol kita jadi kan pergi memancing berempat
hari ini?”, ucap Yoona yang tiba-tiba membuat kaget Kris dan Chanyeol.
“Yoona, hampir saja kau membuat jantungku copot.”, ucap
Chanyeol yang masih memegang dadanya karena kaget.
“Mianhae..”
“Bagaimana kalau kita pergi memancing seusai pulang
sekolah nanti?”, Kris memberikan usul.
“Tapi aku tidak mau kau ikut dengan kami.”, ucap Taeyeon
yang membuat kaget Yoona, Chanyeol, dan terutama Kris.
“Aku??”, Kris menunjuk dirinya sendiri.
“Ne!”, ucap Taeyeon tanpa melihat wajah Kris.
“Wae? Kris kan juga sahabat kita, Taeyeon.”, ucap Yoona
dengan wajah bingungnya.
“Kalian semua tahu kan, aku tidak pernah menganggap Kris
sahabat kita, dan kalian juga tau kan jika aku sangat membencinya.”, Kris hanya
terdiam dan tertunduk lemas mendengar ucapan Taeyeon.
“Taeyeon! Kenapa kau berbicara seperti itu lagi di depan
Kris. Kita sudah bersahabat cukup lama dan tidak seharusnya kau berbicara
seperti itu padanya. Apa kau tau jika ucapanmu itu akan membuat Kris sedih?”,
Yoona merasa kesal dengan Taeyeon yang selalu mengulang-ulang ucapan itu, bahkan
sejak mereka bersahabat 3 tahun yang lalu sampai sekarang ini.
Taeyeon, Kris, Yoona, dan Chanyeol telah bersahabat
cukup lama. Namun tidak dengan Taeyeon, Ia tidak pernah menganggap Kris
sahabatnya, bahkan Ia sangat membenci Kris. Taeyeon tidak menyukai Kris karena
Ia menganggap Kris tidak sejajar baik dengannya, Yoona, maupun Chanyeol. Kris hanya
berasal dari keluarga kurang mampu yang tinggal di tengah Kota Seoul. Kris
cukup beruntung bisa bersekolah di sekolah yang sangat bergengsi ini karena
beasisiwa yang Ia dapat, dan Ia juga sangat beruntung mempunyai sahabat seperti
Taeyeon, Yoona dan Chanyeol meskipun Taeyeon tak penah menganggapnya sebagai
seorang sahabat. Ternyata diam-diam Kris menyukai Taeyeon dari sejak pertama
mereka bersahabat dulu hingga sekarang ini, namun tidak ada seorang pun yang
tahu akan hal ini, Kris hanya berani memendam perasaan itu cukup lama dan tidak
berani menyatakan hal itu pada Taeyeon karena Kris sadar jika Taeyeon sangat
membencinya dan tak akan pernah menyukainya.
Bel tanda usai sekolah telah berbunyi. Kini saatnya
Taeyeon, Kris, Yoona, dan Chanyeol bergegas menuju tempat pemancingan yang tak
jauh dari tempat mereka bersekolah. Selama diperjalanan Taeyeon hanya terdiam
dan sesekali menunjukan wajah sinisnya jika melihat Kris. Kini sampailah mereka
berempat di tempat pemancingan, segera mereka menyewa pancing dan menuju kolam
ikan untuk memancing ikan sebanyak mungkin. Dengan perasaan yang masih gugup,
Kris mencoba menguatkan dirinya dan menghampiri Taeyeon yang sedang memancing.
Taeyeon yang melihat kedatangan Kris lalu segera menghentikan kegiatan
memancingnya.
“Untuk apa kau kemari?”, ucap Taeyeon tanpa ekspresi, Ia
hanya menatap Kris tajam.
“Taeyeon, kenapa kau begitu membenciku?”
“Harus berapa kali lagi aku katakan hal ini padamu, aku
membencimu karena kau miskin dan tak seharusnya disejajarkan dengan aku, Yoona,
dan Chanyeol, kau sudah mengerti?”, Taeyeon lalu memalingkan wajahnya dan
berjalan meninggalkan Kris dengan wajah kesalnya, namun tiba-tiba Kris memegang
lengan Taeyeon dan membuat Taeyeon berhenti melangkah.
“Lepaskan! Aku membencimu Kris!”, Taeyeon mencoba
melepaskan lengannya dari tangan Kris dengan kasar, dan kali ini Taeyeon
benar-benar meninggalkan Kris sendiri di tepi kolam pemancingan. Kris hanya
bisa terduduk dan tertunduk lemas mendengar ucapan Taeyeon. Bagaimana mungkin
jika yeoja yang selama ini Kris sukai begitu sangat membencinya dan tak pernah
memperdulikan dia sebagai seorang sahabat. Kris sadar betul jika dia hanya
berasal dari keluarga kurang mampu, berbeda dengan Taeyeon, Yoona, dan Chanyeol
yang merupakan anak pejabat berpengaruh di Kota Seoul, tapi tak seharusnya
Taeyeon bersikap seperti itu pada Kris. Yoona dan Chanyeol saja bisa mengerti
keadaan Kris, tapi kenapa Taeyeon tidak. Kalimat itulah yang selalu terlintas
dipikiran Kris setiap melihat perlakuan Taeyeon padanya.
“Awww.........”, terdengar suara Taeyeon menjerit
kesakitan, segera Kris berlari menuju suara itu berasal.
“Taeyeon kau kenapa? Lututmu berdarah.”, segera Kris
merobek sedikit helai pakaian yang Ia kenakan untuk membalut luka dilutut
Taeyeon.
“Apa yang kau lakukan? Kau jangan berpura-pura peduli
padaku, sampai kapan pun aku tidak akan pernah berhenti membencimu meskipun kau
berbuat baik padaku.”, Taeyeon lalu melepaskan kain yang membalut luka
dilututnya dan menatap Kris kesal.
“Kau jangan seperti anak kecil. Aku sahabatmu, apa
salahnya sebagai seorang sahabat aku bersikap seperti ini padamu.”, kali ini
Kris mulai kesal dengan sikap Taeyeon.
“Aku kan sudah bilang, aku tidak pernah menganggapmu
sebagai seorang sahabat, jadi jangan pernah berperilaku sok baik di depanku.”
“Terserah apa yang ingin kau katakan, kuyakin kau pasti
akan mengatakan hal itu lagi padaku.”, Kris segera membalut lutut Taeyeon yang
terluka dengan paksa. Kris tak peduli dengan sikap Taeyeon yang terus saja
mengoceh dan menolaknya sedari tadi.
“Begini jauh lebih baik, kau tak akan kehilangan banyak
darah.”, ucap Kris lalu segera pergi meninggalkan Taeyeon.
“Huh, dasar namja menyebalkan!”, ucap Taeyeon kesal.
“Hari ini Taeyeon tidak masuk sekolah?”, tanya Chanyeol.
“Aniya, kata eommanya dia sedang sakit.”, jawab Yoona
yang masih sibuk dengan kaca dan rambutnya.
“Bagaimana jika kita menjenguknya seusai pulang sekolah
nanti, kau setuju kan Kris?”, tanya Chanyeol.
“Ne, aku ikut saja dengan kalian berdua.”
Seusai pulang sekolah, Yoona, Kris, dan Chanyeol segera
pergi menjenguk Taeyeon yang sedang sakit di rumahnya. Sesampai di rumah
Taeyeon, mereka disambut hangat oleh eommanya dan diantarkan sampai di kamar
Taeyeon yang sedang terbaring sakit. Taeyeon mencoba bangun dari tempat
tidurnya dan duduk menyandarkan tubuhnya. Ia hanya tersenyum manis melihat
kedatangan sahabatnya itu, tapi tidak saat melihat Kris, sikapnya dingin dan
tak menunjukkan senyum sama sekali.
“Taeyeon, mereka semua sahabatmu?”, tanya eomma Taeyeon.
“Ne eomma, Yoona dan Chanyeol adalah sahabatku tapi Kris
hanyalah teman sekelasku.”, lagi-lagi Taeyeon tidak menganggap Kris sahabatnya,
bahkan di depan eommanya sendiri. Kris hanya tersenyum mendengar ucapan
Taeyeon, karena dia tau jika Taeyeon pasti akan mengatakan hal itu.
“Taeyeon apa yang kau katakan hah?!”, ucap Yoona kesal
dengan suara lirih dan menyenggolkan pundaknya pada Taeyeon yang duduk di
sampingnya. Taeyeon tak membalas ucapan Yoona, Ia hanya diam dan sesekali
menatap malas Kris.
“Kalau begitu eomma tinggal dulu ya, ada pekerjaan yang
harus eomma selesaikan.”
“Ne eomma.”, setelah itu eomma Taeyeon segera keluar
dari kamar Taeyeon.
“Taeyeon, apa lututmu sudah tidak sakit?”, Kris mencoba
membuka pembicaraan dengan sedikit gugup dihadapan Taeyeon.
“Untuk apa kau peduli padaku?!”, ucap Taeyeon dengan
wajah dinginnya. Yoona dan Chanyeol hanya bisa menggelengkan kepala melihat
sikap Taeyeon pada Kris yang tak pernah berubah. Kris sendiri terus mencoba
terlihat tersenyum dan tegar dihadapan sahabat-sahabatnya itu, karena jika Ia
melawan pasti hanya akan membuat suasana menjadi panas.
Tak terasa malam telah tiba, matahari sudah tak lagi
nampak. Sudah tak terhitung seberapa lama Yoona, Kris, dan Chanyeol berada di
rumah Taeyeon, menemaninya mengobrol bahkan bercanda bersama. Kini saatnya
mereka harus pulang ke rumah masing-masing. Kris hanya pulang seorang diri
dengan berjalan kaki menuju rumahnya yang tak jauh dari tempat tinggal Taeyeon,
sedangkan Yoona dan Chanyeol mengendarai mobil mereka masing-masing.
“Kris ikutlah denganku, aku akan mengantarkanmu sampai
ke rumah.”, ucap Chanyeol yang mengendarai mobilnya dengan lambat seiring
langkah Kris berjalan.
“Aniya, aku bisa pulang sendiri, lagi pula rumahku cukup
dekat dari sini.”
“Ah baiklah, kalau begitu aku pulang duluan. Hati-hati
di jalan, salam untuk keluargamu di rumah.”
“Ne, pasti.”
Kini mobil Chanyeol telah melaju kencang meninggalkan
Kris. Jalan demi jalan Ia lewati, dan hanya dinginnya malam yang menemani
setiap langkah Kris. Kini sampailah Kris di rumah sederhananya, di rumah tempat
Ia tinggal bersama kedua orang tuanya. Sesampai di rumah, Kris segera menuju
kamar dan langsung menghemparkan tubuhnya di atas kasur, memandang atap
kamarnya yang dihiasi sarang laba-laba dan tembok kayu kamarnya yang sudah
hampir rapuh. Ditatapnya sebuah foto yang Ia letakkan di atas meja tak jauh
dari tempat tidurnya, foto dirinya bersama sahabat-sahabatnya, Taeyeon, Yoona,
dan Chanyeol. Kini terlintas kembali dipikirannya saat dilihatnya sosok
Taeyeon, Ia teringat kembali betapa Taeyeon sangat membencinya dan tak pernah
bersikap baik padanya.
“Aku tau kau membenciku, tapi aku tidak, bahkan aku
sangat menyukaimu dan menganggapmu lebih dari seorang sahabat. Aku memang tak
sejajar dengan dirimu, bahkan kita sangat berbeda jauh. Kau anak pejabat
berpengaruh di Kota Seoul, sedangkan aku hanyalah anak seorang penjual kerupuk
keliling yang jauh dari kemewahan. Tapi meskipun begitu kau tetap sahabatku,
dan apapun akan aku lakukan asalkan kau bahagia.”, ucap Kris dalam hati dan
menahan air matanya agar tidak jatuh. Ditariknya selimut yang tak jauh dari
tempat Ia berbaring. Kris merasa sudah cukup lelah dan mengantuk, kini Ia
memutuskan untuk tidur.
Hari ini adalah pelajaran kimia, pelajaran yang paling
tidak Taeyeon sukai. Hwang songsaengnim telah datang memasuki kelas dengan
setumpuk buku-buku kimia ditangannya. Taeyeon terlihat sangat malas, bahkan
begitu mengantuk jika mendengarkan pelajaran yang Hwang songsaengnim sampaikan.
Begitu juga dengan seluruh isi kelas, semua siswa begitu kurang menyukai
songsaengnim yang memiliki tubuh besar dan raut muka yang sangat menakutkan itu
yang tak jarang membuat seisi kelas menunduk ketakutan jika melihatnya. Selama
pelajaran berlangsung Taeyeon tak pernah memperhatikan apa yang Hwang
songsaengnim itu sampaikan, Ia hanya melamun dan memainkan pensilnya dan
memutar-mutarnya dengan tangan. Saat Taeyeon berniat akan membuangkan tangan ke
belakang, tiba-tiba pensil yang Ia pegang terlepas dari tangannya dan pensil
itu mendarat tepat di kepala Hwang songsaengnim yang tengah sibuk menuliskan
materi di papan tulis. Seisi kelas menunduk ketakutan, kini muka Taeyeon
berubah memerah apalagi setelah melihat Hwang songsaengnim membalikkan badannya
dan menatap tajam seisi kelas.
“SIAPA YANG BERANI MELEMPAR PENSIL INI DI KEPALA SAYA?!”,
suara itu begitu sangat keras terdengar, bahkan seisi kelas menutup telinga
mereka serempak, termasuk Taeyeon. Jantung Taeyeon berdetak begitu cepat,
wajahnya memerah ketakutan, dengan perlahan Ia mencoba mengangkat tangannya,
belum juga Taeyeon mengangkat tangannya, tiba-tiba........
“Mianhae Hwang songsaengnim, saya tidak sengaja
melemparkan pensil itu.”, Kris mengangkat tangannya ke atas dan mengakui
kesalahan yang sebenarnya itu adalah kesalahan Taeyeon. Taeyeon yang duduk
berjarak satu meja dari Kris menatap Kris dengan wajah bingungnya, dan Kris
hanya membalasnya dengan senyum dari bibirnya.
“Kris! Keluar dari kelas saya, sekarang!! dan sebagai
tambahan hukumannya, kau tidak akan mendapat nilai pelajaran saya hari ini, kau
mengerti?!”, ucap Hwang songsaengnim yang masih terdengar keras dan membuat
seisi kelas meperhatikan Kris.
“Ne, arraseo.”, Kris lalu melangkahkan kakinya keluar
dari kelas.
Bel tanda istirahat telah berbunyi, seluruh isi kelas
langsung berhamburan ke luar kelas, begitu juga dengan Taeyeon. Dengan terpaksa
Taeyeon menghampiri Kris yang tengah duduk di taman sekolah karena hukuman
Hwang songsaengnim tadi.
“Kenapa kau bilang kepada Hwang songsaengnim jika kau
yang bersalah, kenapa kau tak jujur saja jika aku yang melakukan semua itu.”,
ucap Taeyeon memecahkan lamunan Kris.
“Kau sahabatku dan aku akan membela dan melindungimu.”,
jawab Kris singkat tanpa melihat Taeyeon.
“Sahabat? Sudah berapa kali aku katakan kau bukan....”,
jari telunjuk Kris mendarat tepat dibibir Taeyeon dan membuat Taeyeon berhenti
berbicara.
“Aku sudah tahu apa yang ingin kau katakan. Kau tau? Aku
bosan mendengar semua ini. Kapan kau akan berubah Taeyeon, menganggapku sebagai
seorang sahabat dan berhenti membenciku? Apa kau sudah tak butuh seorang
sahabat?”
“........”, Taeyeon hanya terdiam.
-TBC-
Don’t
be silent readers
Please,
leave a comment
Gomawo^^
ikhhh kok rada2 aneh gitu kalo kris meranin peran miskin dia mah gk cocok . . . kris mah lebih pantes jd anak jutawan gituuu thorrr
BalasHapusteruss sikap taeyeon juga kayak nya kebalik dehhh
rasa nya aneh mereka berdua gk cocok meranin peran di ff ini
wahhh author mau buat yg bedaa yaa ??
mian author memang sengaja bikin cast kris & taeyeon disini keluar dr karakter mereka sebenarnya hehe XD
HapusKris kasian bgt ya thor huhuhu *nangis*. lanjut ya thor....
BalasHapussip :)
Hapus