Just For You
One Shoot
Author : exotaengfanfics
Length : One Shoot
Rating : PG-13
Genre : Romance, Sad
Main Cast : Taeyeon SNSD,
Baekhyun EXO
Other Cast : Jiyeon (OC)
Inspired by : Cerita ini terinspirasi dari sebuah novel,
film dan cerita-cerita yang author baca. Namun jalan ceritanya author
kembangkan sendiri.
A/N : Warning Typo!
Dinginnya malam menemani
sosok yeoja cantik duduk di atas bukit itu. Yeoja itu bernama Taeyeon, yeoja
yang buta 3 tahun lalu sejak kecelakaan maut itu terjadi, kecelakaan yang
merengut nyawa kedua orang yang sangat Ia cintai, ayah dan ibunya.
Saat Taeyeon sedang
menikmati dinginnya malam, sosok namja yang tak asing lagi bagi Taeyeon
datang menghampirinya. Ia adalah
Baekhyun, namja tampan yang merupakan kekasih Taeyeon sejak 5 tahun yang lalu.
“Taeyeon noona, apa kau
juga merasakan begitu dinginnya malam ini?”, ucap Baekhyun serambi merangkul
tubuh kecil Taeyeon.
“Ne Baekhyun. Seandainya
mata ini masih bisa melihat, pasti dinginnya malam ini akan terkalahkan oleh
indahnya gemerlap bintang di langit sana. Namun sayang, aku tidak bisa
merasakan apa yang ingin aku rasakan.”
Taeyeon meneteskan butiran
air matanya. Baekhyun begitu sangat menyayangi Taeyeon, Ia tidak tega melihat
yeojachingunya itu menangis. Perlahan Baekhyun menghapus lembut air mata
Taeyeon dengan kedua tangannya. Belaian lembut tangan Baekhyun mengusap sehelai
demi sehelai rambut Taeyeon yang terurai panjang. Siulan yang keluar dari bibir
manisnya perlahan menemani tidur Taeyeon di atas pundak Baekhyun.
Setangkai tongkat selalu
menemani setiap langkah Taeyeon. Selangkah demi selangkah Taeyeon berjalan
menuju halaman rumahnya. Namun tiba-tiba langkah Taeyeon terhenti, Ia seperti
mendengar suara pintu terbuka. Terdengar dari jauh langkah kaki mendekati
tempat Taeyeon berdiri.
“Annyeong Taeyeon noona,
aku Baekhyun. Aku kemari ingin mengajakmu jalan-jalan menikmati udara segar di
pagi yang cerah ini. Apa kau mau ikut bersamaku noona?”
“Ne Baekhyun, rasanya sudah
cukup lama aku tidak pergi menikmati udara segar di luar sana.”
Akhirnya mereka berdua
bergegas keluar dari rumah dan dengan sabarnya Baekhyun menuntun Taeyeon menuju
kursi roda dan mendorongnya menyisiri jalan setapak menuju sebuah taman yang
tak jauh dari rumah Taeyeon. Kini sampailah mereka berdua di taman yang indah,
taman yang penuh dengan kenangan manis antara Taeyeon dengan Baekhyun.
“Kau membawaku ke taman
Baekhyun?”, Taeyeon mencoba menebak.
“Ne Taeyeon noona, taman
ini sangat berarti bagiku. Di tempat inilah pertama kali kita dipertemukan, dan
di tempat inilah kita dipersatukan.”, Baekhyun mencoba menahan air matanya,
perlahan tangannya meraih tangan Taeyeon dan memegangnya erat.
“Baekhyun, ada sesuatu hal
yang ingin aku tanyakan padamu.”
“Mwo, Taeyeon noona?”
“Apa kau tidak lelah,
setiap hari selalu bersamaku, menemaniku dan merawatku? Aku buta Baekhyun, aku
tidak bisa memberimu lebih. Aku tidak pantas untukmu.”, setetes air mata
membasahi pipi Taeyeon.
“Noona, apa yang kau
katakan? Tidak ada yeoja lain yang pantas untuk menggantikan dirimu. Aku tidak
meminta lebih noona, sungguh aku tulus melakukan semua itu padamu.”
“Tapi Baekhy....”, telunjuk
Baekhyun mendarat tepat di bibir manis Taeyeon hingga Taeyeon memotong
ucapannya. Baekhyun benar-benar tak sanggup lagi menahan kesedihannya mendengar
ucapan Taeyeon, dengan lembut Ia memeluk erat tubuh mungil Taeyeon dan mencium
bibir manisnya.
“Aku menyayangimu Taeyeon
noona, aku tidak pernah merasa menyesal memilikimu. Aku berjanji noona, akan
selalu ada untukmu.”, ucap Baekhyun lirih sesaat usai melepaskan ciumannya.
Teriknya mentari menemani
kebersamaan mereka berdua, menghapuskan setiap tetes air mata hingga tak ada
lagi kata sedih.
Malam ini seperti biasanya,
Baekhyun menemani Taeyeon menikmati dinginnya udara malam di atas bukit yang
tak jauh dari rumah Taeyeon. Namun tak seperti malam-malam sebelumnya, kali ini
Baekhyun tak banyak bicara, tangannya dingin dan badannya tampak lemas.
“Baekhyun, apa kau sedang
sakit?”
“Aniya, aku baik-baik
saja.”, Baekhyun memegang tangan Taeyeon erat dan menyandarkan kepala Taeyeon
di atas pundaknya.
“Aku ingin sekali melihat
wajahmu, Baekhyun. Tiga tahun berlalu, dan aku hanya dapat sedikit
mengingatnya. Mungkin kau sekarang sudah banyak berubah.”
“Aku masih sama dengan aku
yang dulu kamu kenal, Taeyeon. Yakinlah, suatu saat nanti kau pasti bisa
melihatku lagi.”
Satu minggu berlalu, dan
baru kali ini Baekhyun menemui Taeyeon.
“Baekhyun, kau kemana saja?
Kenapa tiada kabar?”
“Mianhae Taeyeon noona, aku
ikut camping bersama teman-temanku.”
“Selama itukah?”
“Ne noona, kami pergi
camping cukup jauh dan di sana sinyal pun tidak ada, sehingga aku sulit untuk
menghubungimu.”, dusta Baekhyun.
“Jinjja? Tidak apa-apa
Baekhyun, aku mengerti.”, Perlahan Taeyeon meraba tubuh Baekhyun. Baekhyun tampak
lebih kurus dari biasanya.
“Baekhyun, apakah camping
membuatmu semakin kurus?”
“Ahaha mungkin saja.”,
Baekhyun tertawa kecil.
Taeyeon tak pernah tau apa
yang Baekhyun alami akhir-akhir ini. Seolah lupa dengan kejadian yang baru saja
terjadi, hari itu juga mereka berdua bercanda sepuasnya. Senyum dan tawa
menyelimuti wajah mereka berdua, hingga senja pun tiba dan mengakhiri
kebersamaan mereka di sore hari itu.
“Taeyeon, aku akan pergi ke
Jepang selama satu bulan lamanya. Jaga dirimu baik-baik, aku pasti akan
memberimu kabar setiap harinya.”, ucap Baekhyun serambi memegangi kedua tangan
Taeyeon.
“Mwo? Selama itukah kau
meninggalkanku Baekhyun?”
“Ne Taeyeon, aku pasti
kembali.”
“Kau berjanji?”
“Ne.”, Baekhyun lalu
memeluk Taeyeon erat dan mencium keningnya.
Benar-benar tak seperti
biasanya. Baekhyun bahkan seperti lupa akan janjinya pada Taeyeon. Sudah hampir
dua bulan berlalu Baekhyun tak pernah terdengar kabarnya lagi. Bahkan sejak
hari pertama kepergian Baekhyun ke Jepang, Ia sudah tak memberi Taeyeon kabar,
menelfonnya sekali saja tidak. Kini hari-hari Taeyeon benar-benar berbeda. Ia
tampak sedih karena Baekhyun tak lagi memperdulikannya. Setiap malam Taeyeon
selalu berfikir, apa mungkin Baekhyun sudah lelah dengan Taeyeon dan sudah
mulai melupakannya. Taeyeon hanya bisa menangis dan menangis, seseorang yang
selalu membuatnya semangat lagi kini sudah tiada, entah Taeyeon tidak tau
dimana Baekhyun sekarang berada. Jiyeon, adik Taeyeon datang membawa kabar
gembira untuknya di tengah rasa sedih yang masih menyelimuti hatinya.
“Taeyeon eonni, ada donatur
yang akan mendonorkan kedua matanya untuk eonni, dan itu tandanya sebentar lagi
eonni bisa kembali melihat.”, ucap Jiyeon serambi meneteskan air matanya.
“Mwo? Jinjja? Kau sedang
tidak berbohong Jiyeon?”
“Ne, eonni.”
“Jiyeon, kenapa kau
menangis?”
“Aniya, Jiyeon hanya merasa
terharu karena sebentar lagi Taeyeon eonni bisa melihat.”, jawab Jiyeon.
Kini Taeyeon benar-benar
meneteskan air mata kebahagiaannya. Mimpinya untuk bisa kembali melihat sosok
Baekhyun sebentar lagi akan menjadi kenyataan. Hari itu juga Taeyeon
melangsungkan operasi matanya.
Satu minggu berlalu sejak
operasi itu.......
Perlahan Taeyeon membuka
matanya. Sesuatu yang biasa terlihat gelap kini berubah terang dan benar-benar
nyata. Kini kehidupan Taeyeon berubah 180 derajat.
“Jiyeon, ini kau? kau sudah
besar?”, ucap Taeyeon lalu memeluk Jiyeon yang berdiri tepat di depan Taeyeon.
“Ne, Taeyeon eonni. Jiyeon
sekarang sudah dewasa sama seperti eonni.”
“Kenapa kau menangis?
Dimana Baekhyun, apa dia sudah kembali?”, Jiyeon tidak menjawab apapun, Ia
bahkan terus meneteskan air matanya.
“Jiyeon kau kenapa? Apa
yang terjadi?”
Tak lama kemudian seseorang
datang menemuinya dan merubah suasana menjadi sangat berbeda. Dengan berlinang
air mata Taeyeon menuju suatu tempat, tempat yang sepi, tempat dimana tinggal
orang yang sangat Ia cintai. Ditatapnya sebuah batu nisan, batu nisan
bertuliskan “Baekhyun”. Baekhyun benar-benar telah pergi secepat ini
meninggalkan Taeyeon untuk selamanya.
“Taeyeon eonni, Baekhyun
oppa telah pergi, dan Ia menitipkan surat ini padaku sehari sebelum
kepergiannya ke Jepang untuk eonni. Dia berpesan padaku, agar memberikan surat
ini setelah eonni dapat melihat kembali.”, ucap Jiyeon serambi menyerahkan
surat itu pada Taeyeon. Perlahan dengan berlinang air mata, Taeyeon membaca
surat itu, surat terakhir dari Baekhyun untuknya.
Dear Taeyeon
Aku yakin saat ini, detik
ini kamu sudah bisa melihat dan membaca surat terakhirku ini. Mianhae Taeyeon
noona, sudah beberapa bulan ini aku tidak memberimu kabar. Bukan karna aku
sudah melupakanmu dan sudah tidak menyayangimu lagi, tapi Tuhan telah
menitipkanku sebuah penyakit mematikan “kanker”. Sudah 5 tahun aku menahan dan
melawan penyakitku ini, tapi aku tidak sanggup lagi. Tubuh ini mulai melemah
dan tak bisa menepis rasa sakit yang aku rasakan. Aku tidak pernah menceritakan
hal ini padamu, aku tidak ingin membuatmu kecewa. Mianhae noona, aku tidak bisa
menepati janjiku menjagamu dan menemanimu selamanya. Mungkin hanya ke dua bola mataku
itu yang akan menggantikan posisiku untuk menjaga dan menuntunmu ke tempat yang
paling terang menuju tempat yang paling indah.
Inilah aku yang sekarang
Taeyeon noona. Aku bahkan tak banyak berubah, masih sama dengan yang dulu kamu
kenal. Semoga kamu bahagia dengan atau tanpa aku lagi. Mianhae Taeyeon noona,
aku harus benar-benar pergi, pergi meninggalkanmu untuk selamanya.
Saranghae Taeyeon noona.
Baekhyun
“Nado saranghaeyo,
Baekhyun.”, ucap Taeyeon serambi mencium batu nisan Baekhyun.
-THE
END-
NO BASH, NO COPAS, DON’T BE SILENT READER
JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR
GOMAWO^^
Hi,Thor wah sad romance ff nya bagus kok tapi agak di banyakin pemainnya biar seru
BalasHapuskeep writing!!!
gomawo, makasih jg buat sarannya
Hapussip :)
anyeong... baru pertama kali main ke blog ini. dan ini ff pertama yang aku baca. melting, nih... xoxoxo.... keep writing,ya!!!!!!! :)
BalasHapusbaru pertama kesini,, lgsng baca ni ff wahh bagus,, sedih jug sih,, keep writing ya
BalasHapusyak daebakk ching.. tp knpa harus TAEYON... yha kwenchana lah.. FIGHTING
BalasHapus