The Mystery Of Death
One Shoot
Author : exotaengfanfics
Length : One Shoot
Rating : PG-13
Genre : Deathfic, Horror, Mystery, Romance, Sad
Main Cast : Luhan EXO, Taeyeon SNSD, Sehun EXO
Other Cast : Seohyun SNSD, Yuri SNSD
A/N : Warning Typo!
Taeyeon merasakan sesuatu
yang begitu aneh terjadi di dalam kamarnya. Ia seperti mendengar seseorang
memanggilnya cukup seram. Sesekali Taeyeon mencoba mengamati setiap sudut
ruangan mencari dari mana sumber suara itu berasal. Taeyeon tidak mau berfikir
macam-macam, dengan cepat Ia segera melanjutkan kembali mengerjakan tugas-tugas
sekolahnya. Tak lama kemudian suara itu semakin jelas terdengar, lampu kamar
Taeyeon tiba-tiba saja mati dan tak lama kemudian hidup kembali. Angin yang
datang terasa begitu kencang, membuat jendela kamar Taeyeon terbuka dengan
sendirinya dan menerbangkan kertas-kertas di atas meja Taeyeon. Taeyeon
benar-benar sangat ketakutan, seluruh tubuhnya merinding. Perlahan Ia berjalan
meraba tembok kamarnya. Ia mencoba membuka pintu kamarnya berkali-kali namun
tetap tidak bisa terbuka, bahkan pintu itu dalam keadaan tidak terkunci.
Jantung Taeyeon berdetak semakin cepat, nafasnya tersengal-sengal ketakutan,
dan suara itu semakin jelas terdengar mendekati Taeyeon.
“Jangan, jangan ganggu aku!
Pergi, pergiiii....!”
Taeyeon benar-benar ingin
melupakan kejadian tadi malam. Dengan langkah yang lambat, Ia menghampiri kedua
sahabatnya, Seohyun dan Yuri yang tengah mengobrol bersama teman-teman
sekelasnya.
“Apa kalian sudah tahu
tentang misteri kematian Luhan?”, tiba-tiba saja perkataan Yuri itu membuat
Taeyeon terkaget.
“Mwo? Luhan meninggal?”
“Ne, apa kau belum tau jika
Luhan meninggal sangat tragis? Sampai sekarang saja mayatnya masih belum
ditemukan.”, lanjut Seohyun.
“Bagaimana mungkin, siapa
yang tega membunuhnya?”
“Apa kalian tidak
mencurigai seseorang?”, ucap Seohyun.
“Siapa?”
“Sehun. Bukankah dia dan
Luhan menyukaimu Taeyeon? dan karena itulah mereka berdua sering bertengkar.
Bukan tidak mungkin Sehun adalah pembunuh Luhan.”
Taeyeon menundukkan
kepalanya. Ia merasa bingung antara percaya dan tidak dengan apa yang Seohyun
katakan. Ia mencoba bangkit dari duduknya dan berjalan lambat menuju ruang
kelas. Tepat di sudut pintu, Taeyeon menghentikan langkahnya. Ia melihat Sehun
memperhatikannya dari kejauhan, dan tak lama kemudian Sehun berjalan mendekati
Taeyeon.
“Apa kau sudah mengetahui
tentang kematian Luhan yang sangat misterius?”, ucap Sehun.
“Ne. aku sudah
mengetahuinya, dan aku berharap bukan kau pelakunya.”, Taeyeon menatap dingin
Sehun dan melangkahkan kakinya. Namun Sehun dengan cepat meraih tangan Taeyeon
dan menghentikan langkahnya.
“Apa maksudmu Taeyeon? apa
kau menuduhku aku yang telah membunuh Luhan?”, Taeyeon hanya terdiam. Ia
melepaskan paksa tangannya dari Sehun dan dengan cepat pergi meninggalkan
Sehun.
Suasana kelas kini tak lagi
seperti dulu. Semenjak kematian Luhan, Taeyeon hanyalah seorang diri. Ia lebih
banyak diam dibandingkan mengobrol bersama teman-temannya. Angin yang datang
begitu cepat memasuki ruang kelas Taeyeon, membuat buku-buku di atas meja
dengan cepat berganti halaman dan beterbangan memenuhi setiap sudut ruangan.
Semua murid pun menjerit histeris ketakutan dan berhamburan keluar kelas. Tapi
tidak dengan Taeyeon, Ia tetap memilih berdiri di dalam kelas dan memandangi
kertas-kertas yang berhamburan. Begitu terkejutnya Taeyeon, Ia melihat sosok
Luhan berlumuran darah berdiri di depan pintu kelasnya. Luhan seperti ingin
mengatakan sesuatu pada Taeyeon.
“Luhan, itu kau?”, ucap
Taeyeon lirih dan tetap memperhatikan Luhan.
“Taeyeon, tolong aku,
tolong aku..”
“Luhan....”
Taeyeon mencoba berlari
mendekatinya, tapi sosok Luhan itu telah menghilang. Taeyeon menyandarkan tubuhnya
terduduk tepat di pintu kelasnya dan menangis menundukkan kepala. Tak lama
kemudian Taeyeon melihat seseorang berdiri tepat di depan Ia tertunduk.
Perlahan Taeyeon memperhatikannya dari bawah ke atas.
“Sehun? Untuk apa kau
kemari?”, ucap Taeyeon lirih dan masih tetap menangis. Sehun tak menjawab,
tangannya segera meraih pundak Taeyeon dan membantunya berdiri lalu memeluknya
erat.
“Aku tau kau sangat
kehilangan Luhan, tapi aku tidak ingin melihatmu terlarut dalam kesedihan.”,
ucap Sehun yang masih memeluk Taeyeon. Taeyeon mencoba menghapus air matanya
dan melepaskan dirinya dari pelukan Sehun.
“Bukankah kau senang Luhan
meninggal? dengan begitu tidak ada lagi penghalang bagimu untuk mendapatkanku,
bukankah itu yang kau mau Sehun?”, Sehun hanya tertunduk. Ia tidak tahu harus
menjawab apa di hadapan Taeyeon.
Selembar foto selalu
menghiasi isi dompet Taeyeon. Foto itu adalah foto saat dirinya masih bersama
Luhan. Taeyeon benar-benar merindukan sosok Luhan. Dilihatnya dari balik jendela
kamarnya, bintang-bintang yang bertaburan menghiasi langit malam dengan begitu
indahnya.
“Kleeekkk.....”, terdengar
suara pintu kamar Taeyeon terbuka dengan sendirinya.
“Nuguyo?”
Taeyeon mencoba mendekati
pintu itu dan melihatnya keluar. Tidak ada seorang pun di sana, dan Taeyeon
mencoba menutupnya kembali. Tak lama setelah itu terdengar kembali suara orang
mengetuk pintu. Taeyeon benar-benar merasa takut, Ia bahkan tak berani
mendekat. Tiba-tiba jendela kamar Taeyeon yang tadinya terbuka mendadak tertutup
dengan sendirinya, dan sebuah tulisan berdarah merah tertempel tepat di jendela
kamarnya.
Taeyeon,
tolong aku. Luhan
Itulah tulisan yang
tertempel tepat di jendela kamar Taeyeon.
“Luhan? Kau dimana?”
Taeyeon mencoba berteriak
dan mencari sosok Luhan. Ia berlari keluar dari dalam rumahnya dan
memperhatikan setiap sudut rumah Taeyeon. Tapi bukan Luhan yang Ia lihat,
Taeyeon seperti melihat seseorang yang tak asing lagi baginya tengah berjalan
tepat melewati depan rumah Taeyeon.
“Sehun?”, Taeyeon berjalan
mendekati Sehun.
“Taeyeon?”
“Untuk apa kau keluar
malam-malam seperti ini?”, Taeyeon mencoba memperhatikan baju dan benda yang
Sehun bawa. Taeyeon merasakan sesuatu yang aneh pada diri Sehun.
“Bajumu berdarah, dan pisau
itu penuh dengan darah? Kau sedang melakukan apa Sehun?”
“A-a a aku aku..”
“Aku tau, kau yang membunuh
Luhan bukan? Kau yang membunuh Luhan, Sehun!”, ucap Taeyeon cukup keras dan Ia
menangis.
“Taeyeon, bukan aku yang
membunuh Luhan. Bukan aku pelakunya.”
“Lalu siapa? Semua sudah
terbukti. Bajumu dan pisau yang ada di tanganmu telah membuktikannya. Kau tak
bisa berbohong Sehun. Luhan baru saja menemuiku dan meminta tolong padaku, aku
yakin dia memberiku petunjuk jika orang yang telah membunuhnya sedang berada di
sekitar sini, dan itu kau Sehun.”
“Apa maksudmu Taeyeon,
Luhan meminta tolong padamu? Bagaimana mungkin, dia sudah meninggal.”
“Kau masih tidak mau
mengakui kesalahanmu Sehun? Apa kau ingin selamanya menjadi pembohong besar
hah?”
Taeyeon tak kuasa menahan
air matanya. Ia menangis tertunduk mengingat sosok Luhan. Sehun mencoba
mendekati Taeyeon, perlahan Ia meraih pundak Taeyeon dan memeluknya erat.
“Bukan aku yang membunuh
Luhan, Taeyeon. bukan aku.”
“Lepas Sehun, kau bukan
Luhan. Kau tidak pantas memelukku. Pergi kau dari sini, pergi!”, Sehun tak bisa
berbuat banyak. Ia segera pergi dari hadapan Taeyeon yang sudah begitu sangat
membencinya.
Sejak kejadian malam itu,
Sehun tak lagi terlihat. Luhan pun sudah tak lagi menghantui Taeyeon. Namun
Taeyeon tetap merasa bingung, apa mungkin memang Sehun pelakunya. Taeyeon
benar-benar tidak pernah menyangka, Sehun tega melakukan itu pada sahabatnya
sendiri, Luhan.
“Taeyeon, aku dengar pelaku
pembunuhan Luhan sudah diketahui.”, ucap Seohyun mengagetkan Taeyeon.
“Ne, aku sudah tau siapa
pelakunya.”
“Mwo? Siapa dia Taeyeon?”,
lanjut Yuri.
“Sehun. Dia yang membunuh
Luhan.”
“Sehun? Sudah ku duga dari
awal, dia pasti orang di balik kematian Luhan.”, ucap Seohyun serambi berdecak
kecil.
“Bagaimana mungkin? Kau ada
bukti Taeyeon?”, tanya Yuri.
“Tadi malam aku melihat
Sehun. Dia membawa sebuah pisau di tangannya dan bajunya pun berlumuran darah.”
“Apa Sehun sudah mengakui
perbuatannya?”, Taeyeon hanya menggelengkan kepala.
“Lalu dimana mayat Luhan
disembunyikan? Sampai sekarang pun belum seorang pun yang berhasil
menemukannya.”, jelas Yuri.
Taeyeon hanya terdiam,
hatinya menangis membayangkan itu semua.
Malam ingin angin terasa
begitu sangat kencang. Taeyeon pun tak bisa tertidur dengan nyenyak. Berulang
kali Ia terbangun dari tidurnya dan sesekali menengok cuaca di luar rumah
Taeyeon.
“Taeyeon, tolong aku,
tolong aku.”, suara itu terdengar lagi menghantui Taeyeon.
“Luhan, itukah kau? Apa
yang harus ku lakukan Luhan, katakan.”
Taeyeon meneteskan air
matanya dan memandangi setiap sudut luar rumah mencari sosok Luhan. Tiba-tiba
sebuah kertas berlumuran darah terjatuh tepat di depan Taeyeon berdiri. Kertas
itu semakin lama semakin menjauh tertiup angin dan Taeyeon mencoba
mengikutinya. Kertas itu membawa Taeyeon dan berhenti tepat di depan pintu
gerbang sekolahnya lalu menghilang dengan cepat. Taeyeon benar-benar bingung,
apa maksud itu semua. Perlahan Taeyeon membuka gerbang sekolahnya yang ternyata
tidak terkunci. Taeyeon mencoba menyisiri setiap sudut ruang kelas, namun Ia
tidak dapat menemukan petunjuk apapun. Minimnya penerangan benar-benar
menghalangi jalan Taeyeon. Tanpa Ia sadari Ia telah sampai di belakang sekolah.
Taeyeon seperti mendengar suara rintihan dari balik pintu sebuah gudang tua tak
jauh dari tempat Ia berdiri. Perlahan Taeyeon mendekat dan membuka pintu itu
dengan sangat pelan. Deg, jantung Taeyeon berhenti berdetak.
“Seohyun, kau.. kau yang
membunuh Luhan?”
Betapa terkejutnya Taeyeon.
Ia melihat sahabatnya sendiri dengan berlumuran darah di bajunya diam-diam
sedang menyembunyikan mayat Luhan di dalam sebuah peti tua di dalam gudang itu.
“Taeyeon, untuk apa kau
kemari?”, ucap Seohyun panik.
“Aku bahkan tidak menyangka
jika kau pelakunya Seohyun, bukan Sehun.”, Taeyeon menggelengkan kepala tidak
percaya dan menitihkan air matanya.
“A a a aku aku...”
“Kenapa kau tega membunuh
Luhan, Seohyun! dan kenapa kau tega menuduh Sehun yang telah membunuhnya, ha?
Kau bahkan sahabatku sendiri.”, Taeyeon benar-benar tak bisa menahan emosinya
lagi.
“Ini semua salahmu
Taeyeon!”, ucap Seohyun cukup keras.
“Aku?”
“Ne, apa kau tau? aku
menyukai Luhan, Taeyeon. tapi dia lebih memilihmu dari pada aku. Dan Sehun, dia
adalah saingan terberat Luhan untuk mendapatkanmu, dan aku rasa dia bisa aku
jadikan alasan kematian Luhan.”
“Tega kau Seohyun, tega kau
dengan sahabatmu sendiri?”
“Cukup Taeyeon, cukup! Aku
lelah, aku sudah kehilangan Luhan orang yang sangat aku cintai, dan yang aku
mau sekarang, kau.”
“Apa maksudmu Seohyun?”
“Kau harus mati di
tanganku, Taeyeon!”
Taeyeon mencoba
melangkahkan kakinya kebelakang menjauh dari Seohyun yang semakin mendekatinya
dengan sebuah pisau di tangannya. Langkah Seohyun semakin cepat mendekati
Taeyeon. Taeyeon tak bisa berbuat banyak, langkahnya terhalang oleh tembok
gudang tua itu. Kini Ia benar-benar sangat ketakutan dan memejamkan matanya.
“Jleebb...”, pisau itu
telah berhasil menusuk.
“Sehun?”
Namun sayang, pisau itu
terlanjur menusuk tepat di dada Sehun yang berdiri di depan Taeyeon untuk
melindunginya. Tak lama Sehun menjatuhkan badannya dan merintih kesakitan
memegangi pisau yang masih menancap di dadanya. Sehun menatap Taeyeon dengan
menitihkan air matanya, begitu juga dengan Taeyeon. Ia terduduk lemas di
samping Sehun. Taeyeon menangis menatapi Sehun yang terbaring lemah dengan
berlumuran darah. Perlahan Taeyeon
meraih kedua tangan Sehun dan menggenggamnya erat.
“Sehun, maafkan aku.”, ucap
Taeyeon menangis dan mencium tangan Sehun.
“Taeyeon, aku
menyayangimu.”, ucap Sehun lirih sebelum akhirnya Ia tak sadarkan diri.
Seminggu kemudian.....
Seminggu berlalu sejak
kejadian itu. Seohyun telah berhasil ditangkap polisi karena telah terbukti
bersalah, dan kini mayat Luhan telah ditemukan dan dimakamkan. Tak disangka,
nyawa Sehun berhasil diselamatkan. Kini keadaannya sudah semakin membaik dan
Luhan sudah berhenti menghantui Taeyeon. Taeyeon pun merasa lega, akhirnya
masalah ini dapat terselesaikan.
“Sehun...”, ucap Taeyeon
lirih.
“Ne, Taeyeon.”, tiba-tiba
saja Taeyeon meneteskan air matanya dan memeluk Sehun erat.
“Maafkan aku Sehun, maafkan
aku telah menuduhmu membunuh Luhan.”
“Sudahlah Taeyeon, aku
bahkan sudah memaafkanmu sejak dulu. Lalu kenapa kau menangis?”, ucap Sehun.
Taeyeon lalu melepaskan pelukannya dan menatap lekat mata Sehun.
“Sudah cukup aku kehilangan
Luhan. Sudah cukup aku kehilangan orang yang aku sayang, dan kali ini aku tidak
ingin kehilangan orang yang aku sayang untuk kedua kalinya.”
“Apa maksudmu Taeyeon?”
“Sehun, maukah kau menggantikan
posisi Luhan?”, deg. Jantung Sehun terasa berhenti berdetak.
“Apa aku tidak salah
mendengarnya?”, ucap Sehun lirih.
Taeyeon hanya terdiam,
perlahan Ia memejamkan matanya dan membiarkan Sehun meraih bibir manisnya dan
menciumnya.
-THE END-
NO BASH, NO COPAS, DON’T BE SILENT READER
JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR
GOMAWO^^
seohyun jahat euy! sini seohyun ikut aku, aku jadiin bahan buat bikin bulgogi -_- untung sehun nya ga mati ya thor, ending nya romantis banget yaampun thor, senyum senyum sendiri bayanginnya, ditunggu karya lainnya loh thor, hwaiting! ^^
BalasHapusweh kamu tega ya wkwk-_-
Hapusauthor sendiri aja senyum senyum bikinnya :p
sip, thx^^
wah aq senang bukan sehun yang membunuh luhan
BalasHapus:D :D
waduh sis seo nya jahat
BalasHapusdaebak thor!
Daebak eon. Tapi aku kasian sama luhan. Dia juga bias aku lho selain sehun.
BalasHapus