Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

Sabtu, 17 Agustus 2013

The Mystery Of Death (One Shoot)

The Mystery Of Death
One Shoot
Author : exotaengfanfics
Length : One Shoot
Rating : PG-13
Genre : Deathfic, Horror, Mystery, Romance, Sad
Main Cast : Luhan EXO, Taeyeon SNSD, Sehun EXO
Other Cast : Seohyun SNSD, Yuri SNSD

A/N : Warning Typo!


The Mystery Of Death

Taeyeon merasakan sesuatu yang begitu aneh terjadi di dalam kamarnya. Ia seperti mendengar seseorang memanggilnya cukup seram. Sesekali Taeyeon mencoba mengamati setiap sudut ruangan mencari dari mana sumber suara itu berasal. Taeyeon tidak mau berfikir macam-macam, dengan cepat Ia segera melanjutkan kembali mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Tak lama kemudian suara itu semakin jelas terdengar, lampu kamar Taeyeon tiba-tiba saja mati dan tak lama kemudian hidup kembali. Angin yang datang terasa begitu kencang, membuat jendela kamar Taeyeon terbuka dengan sendirinya dan menerbangkan kertas-kertas di atas meja Taeyeon. Taeyeon benar-benar sangat ketakutan, seluruh tubuhnya merinding. Perlahan Ia berjalan meraba tembok kamarnya. Ia mencoba membuka pintu kamarnya berkali-kali namun tetap tidak bisa terbuka, bahkan pintu itu dalam keadaan tidak terkunci. Jantung Taeyeon berdetak semakin cepat, nafasnya tersengal-sengal ketakutan, dan suara itu semakin jelas terdengar mendekati Taeyeon.
“Jangan, jangan ganggu aku! Pergi, pergiiii....!”
SKIP

@ Sekolah
Taeyeon benar-benar ingin melupakan kejadian tadi malam. Dengan langkah yang lambat, Ia menghampiri kedua sahabatnya, Seohyun dan Yuri yang tengah mengobrol bersama teman-teman sekelasnya.
“Apa kalian sudah tahu tentang misteri kematian Luhan?”, tiba-tiba saja perkataan Yuri itu membuat Taeyeon terkaget.
“Mwo? Luhan meninggal?”
“Ne, apa kau belum tau jika Luhan meninggal sangat tragis? Sampai sekarang saja mayatnya masih belum ditemukan.”, lanjut Seohyun.
“Bagaimana mungkin, siapa yang tega membunuhnya?”
“Apa kalian tidak mencurigai seseorang?”, ucap Seohyun.
“Siapa?”
“Sehun. Bukankah dia dan Luhan menyukaimu Taeyeon? dan karena itulah mereka berdua sering bertengkar. Bukan tidak mungkin Sehun adalah pembunuh Luhan.”
Taeyeon menundukkan kepalanya. Ia merasa bingung antara percaya dan tidak dengan apa yang Seohyun katakan. Ia mencoba bangkit dari duduknya dan berjalan lambat menuju ruang kelas. Tepat di sudut pintu, Taeyeon menghentikan langkahnya. Ia melihat Sehun memperhatikannya dari kejauhan, dan tak lama kemudian Sehun berjalan mendekati Taeyeon.
“Apa kau sudah mengetahui tentang kematian Luhan yang sangat misterius?”, ucap Sehun.
“Ne. aku sudah mengetahuinya, dan aku berharap bukan kau pelakunya.”, Taeyeon menatap dingin Sehun dan melangkahkan kakinya. Namun Sehun dengan cepat meraih tangan Taeyeon dan menghentikan langkahnya.
“Apa maksudmu Taeyeon? apa kau menuduhku aku yang telah membunuh Luhan?”, Taeyeon hanya terdiam. Ia melepaskan paksa tangannya dari Sehun dan dengan cepat pergi meninggalkan Sehun.

Suasana kelas kini tak lagi seperti dulu. Semenjak kematian Luhan, Taeyeon hanyalah seorang diri. Ia lebih banyak diam dibandingkan mengobrol bersama teman-temannya. Angin yang datang begitu cepat memasuki ruang kelas Taeyeon, membuat buku-buku di atas meja dengan cepat berganti halaman dan beterbangan memenuhi setiap sudut ruangan. Semua murid pun menjerit histeris ketakutan dan berhamburan keluar kelas. Tapi tidak dengan Taeyeon, Ia tetap memilih berdiri di dalam kelas dan memandangi kertas-kertas yang berhamburan. Begitu terkejutnya Taeyeon, Ia melihat sosok Luhan berlumuran darah berdiri di depan pintu kelasnya. Luhan seperti ingin mengatakan sesuatu pada Taeyeon.
“Luhan, itu kau?”, ucap Taeyeon lirih dan tetap memperhatikan Luhan.
“Taeyeon, tolong aku, tolong aku..”
“Luhan....”
Taeyeon mencoba berlari mendekatinya, tapi sosok Luhan itu telah menghilang. Taeyeon menyandarkan tubuhnya terduduk tepat di pintu kelasnya dan menangis menundukkan kepala. Tak lama kemudian Taeyeon melihat seseorang berdiri tepat di depan Ia tertunduk. Perlahan Taeyeon memperhatikannya dari bawah ke atas.
“Sehun? Untuk apa kau kemari?”, ucap Taeyeon lirih dan masih tetap menangis. Sehun tak menjawab, tangannya segera meraih pundak Taeyeon dan membantunya berdiri lalu memeluknya erat.
“Aku tau kau sangat kehilangan Luhan, tapi aku tidak ingin melihatmu terlarut dalam kesedihan.”, ucap Sehun yang masih memeluk Taeyeon. Taeyeon mencoba menghapus air matanya dan melepaskan dirinya dari pelukan Sehun.
“Bukankah kau senang Luhan meninggal? dengan begitu tidak ada lagi penghalang bagimu untuk mendapatkanku, bukankah itu yang kau mau Sehun?”, Sehun hanya tertunduk. Ia tidak tahu harus menjawab apa di hadapan Taeyeon.

The Mystery Of Death

Selembar foto selalu menghiasi isi dompet Taeyeon. Foto itu adalah foto saat dirinya masih bersama Luhan. Taeyeon benar-benar merindukan sosok Luhan. Dilihatnya dari balik jendela kamarnya, bintang-bintang yang bertaburan menghiasi langit malam dengan begitu indahnya.
“Kleeekkk.....”, terdengar suara pintu kamar Taeyeon terbuka dengan sendirinya.
“Nuguyo?”
Taeyeon mencoba mendekati pintu itu dan melihatnya keluar. Tidak ada seorang pun di sana, dan Taeyeon mencoba menutupnya kembali. Tak lama setelah itu terdengar kembali suara orang mengetuk pintu. Taeyeon benar-benar merasa takut, Ia bahkan tak berani mendekat. Tiba-tiba jendela kamar Taeyeon yang tadinya terbuka mendadak tertutup dengan sendirinya, dan sebuah tulisan berdarah merah tertempel tepat di jendela kamarnya.
Taeyeon, tolong aku. Luhan
Itulah tulisan yang tertempel tepat di jendela kamar Taeyeon.
“Luhan? Kau dimana?”
Taeyeon mencoba berteriak dan mencari sosok Luhan. Ia berlari keluar dari dalam rumahnya dan memperhatikan setiap sudut rumah Taeyeon. Tapi bukan Luhan yang Ia lihat, Taeyeon seperti melihat seseorang yang tak asing lagi baginya tengah berjalan tepat melewati depan rumah Taeyeon.
“Sehun?”, Taeyeon berjalan mendekati Sehun.
“Taeyeon?”
“Untuk apa kau keluar malam-malam seperti ini?”, Taeyeon mencoba memperhatikan baju dan benda yang Sehun bawa. Taeyeon merasakan sesuatu yang aneh pada diri Sehun.
“Bajumu berdarah, dan pisau itu penuh dengan darah? Kau sedang melakukan apa Sehun?”
“A-a a aku aku..”
“Aku tau, kau yang membunuh Luhan bukan? Kau yang membunuh Luhan, Sehun!”, ucap Taeyeon cukup keras dan Ia menangis.
“Taeyeon, bukan aku yang membunuh Luhan. Bukan aku pelakunya.”
“Lalu siapa? Semua sudah terbukti. Bajumu dan pisau yang ada di tanganmu telah membuktikannya. Kau tak bisa berbohong Sehun. Luhan baru saja menemuiku dan meminta tolong padaku, aku yakin dia memberiku petunjuk jika orang yang telah membunuhnya sedang berada di sekitar sini, dan itu kau Sehun.”
“Apa maksudmu Taeyeon, Luhan meminta tolong padamu? Bagaimana mungkin, dia sudah meninggal.”
“Kau masih tidak mau mengakui kesalahanmu Sehun? Apa kau ingin selamanya menjadi pembohong besar hah?”
Taeyeon tak kuasa menahan air matanya. Ia menangis tertunduk mengingat sosok Luhan. Sehun mencoba mendekati Taeyeon, perlahan Ia meraih pundak Taeyeon dan memeluknya erat.
“Bukan aku yang membunuh Luhan, Taeyeon. bukan aku.”
“Lepas Sehun, kau bukan Luhan. Kau tidak pantas memelukku. Pergi kau dari sini, pergi!”, Sehun tak bisa berbuat banyak. Ia segera pergi dari hadapan Taeyeon yang sudah begitu sangat membencinya.

The Mystery Of Death

Sejak kejadian malam itu, Sehun tak lagi terlihat. Luhan pun sudah tak lagi menghantui Taeyeon. Namun Taeyeon tetap merasa bingung, apa mungkin memang Sehun pelakunya. Taeyeon benar-benar tidak pernah menyangka, Sehun tega melakukan itu pada sahabatnya sendiri, Luhan.
“Taeyeon, aku dengar pelaku pembunuhan Luhan sudah diketahui.”, ucap Seohyun mengagetkan Taeyeon.
“Ne, aku sudah tau siapa pelakunya.”
“Mwo? Siapa dia Taeyeon?”, lanjut Yuri.
“Sehun. Dia yang membunuh Luhan.”
“Sehun? Sudah ku duga dari awal, dia pasti orang di balik kematian Luhan.”, ucap Seohyun serambi berdecak kecil.
“Bagaimana mungkin? Kau ada bukti Taeyeon?”, tanya Yuri.
“Tadi malam aku melihat Sehun. Dia membawa sebuah pisau di tangannya dan bajunya pun berlumuran darah.”
“Apa Sehun sudah mengakui perbuatannya?”, Taeyeon hanya menggelengkan kepala.
“Lalu dimana mayat Luhan disembunyikan? Sampai sekarang pun belum seorang pun yang berhasil menemukannya.”, jelas Yuri.
Taeyeon hanya terdiam, hatinya menangis membayangkan itu semua.

Malam ingin angin terasa begitu sangat kencang. Taeyeon pun tak bisa tertidur dengan nyenyak. Berulang kali Ia terbangun dari tidurnya dan sesekali menengok cuaca di luar rumah Taeyeon.
“Taeyeon, tolong aku, tolong aku.”, suara itu terdengar lagi menghantui Taeyeon.
“Luhan, itukah kau? Apa yang harus ku lakukan Luhan, katakan.”
Taeyeon meneteskan air matanya dan memandangi setiap sudut luar rumah mencari sosok Luhan. Tiba-tiba sebuah kertas berlumuran darah terjatuh tepat di depan Taeyeon berdiri. Kertas itu semakin lama semakin menjauh tertiup angin dan Taeyeon mencoba mengikutinya. Kertas itu membawa Taeyeon dan berhenti tepat di depan pintu gerbang sekolahnya lalu menghilang dengan cepat. Taeyeon benar-benar bingung, apa maksud itu semua. Perlahan Taeyeon membuka gerbang sekolahnya yang ternyata tidak terkunci. Taeyeon mencoba menyisiri setiap sudut ruang kelas, namun Ia tidak dapat menemukan petunjuk apapun. Minimnya penerangan benar-benar menghalangi jalan Taeyeon. Tanpa Ia sadari Ia telah sampai di belakang sekolah. Taeyeon seperti mendengar suara rintihan dari balik pintu sebuah gudang tua tak jauh dari tempat Ia berdiri. Perlahan Taeyeon mendekat dan membuka pintu itu dengan sangat pelan. Deg, jantung Taeyeon berhenti berdetak.
“Seohyun, kau.. kau yang membunuh Luhan?”
Betapa terkejutnya Taeyeon. Ia melihat sahabatnya sendiri dengan berlumuran darah di bajunya diam-diam sedang menyembunyikan mayat Luhan di dalam sebuah peti tua  di dalam gudang itu.
“Taeyeon, untuk apa kau kemari?”, ucap Seohyun panik.
“Aku bahkan tidak menyangka jika kau pelakunya Seohyun, bukan Sehun.”, Taeyeon menggelengkan kepala tidak percaya dan menitihkan air matanya.
“A a a aku aku...”
“Kenapa kau tega membunuh Luhan, Seohyun! dan kenapa kau tega menuduh Sehun yang telah membunuhnya, ha? Kau bahkan sahabatku sendiri.”, Taeyeon benar-benar tak bisa menahan emosinya lagi.
“Ini semua salahmu Taeyeon!”, ucap Seohyun cukup keras.
“Aku?”
“Ne, apa kau tau? aku menyukai Luhan, Taeyeon. tapi dia lebih memilihmu dari pada aku. Dan Sehun, dia adalah saingan terberat Luhan untuk mendapatkanmu, dan aku rasa dia bisa aku jadikan alasan kematian Luhan.”
“Tega kau Seohyun, tega kau dengan sahabatmu sendiri?”
“Cukup Taeyeon, cukup! Aku lelah, aku sudah kehilangan Luhan orang yang sangat aku cintai, dan yang aku mau sekarang, kau.”
“Apa maksudmu Seohyun?”
“Kau harus mati di tanganku, Taeyeon!”
Taeyeon mencoba melangkahkan kakinya kebelakang menjauh dari Seohyun yang semakin mendekatinya dengan sebuah pisau di tangannya. Langkah Seohyun semakin cepat mendekati Taeyeon. Taeyeon tak bisa berbuat banyak, langkahnya terhalang oleh tembok gudang tua itu. Kini Ia benar-benar sangat ketakutan dan memejamkan matanya.
“Jleebb...”, pisau itu telah berhasil menusuk.
“Sehun?”
Namun sayang, pisau itu terlanjur menusuk tepat di dada Sehun yang berdiri di depan Taeyeon untuk melindunginya. Tak lama Sehun menjatuhkan badannya dan merintih kesakitan memegangi pisau yang masih menancap di dadanya. Sehun menatap Taeyeon dengan menitihkan air matanya, begitu juga dengan Taeyeon. Ia terduduk lemas di samping Sehun. Taeyeon menangis menatapi Sehun yang terbaring lemah dengan berlumuran darah. Perlahan  Taeyeon meraih kedua tangan Sehun dan menggenggamnya erat.
“Sehun, maafkan aku.”, ucap Taeyeon menangis dan mencium tangan Sehun.
“Taeyeon, aku menyayangimu.”, ucap Sehun lirih sebelum akhirnya Ia tak sadarkan diri.

Seminggu kemudian.....

Seminggu berlalu sejak kejadian itu. Seohyun telah berhasil ditangkap polisi karena telah terbukti bersalah, dan kini mayat Luhan telah ditemukan dan dimakamkan. Tak disangka, nyawa Sehun berhasil diselamatkan. Kini keadaannya sudah semakin membaik dan Luhan sudah berhenti menghantui Taeyeon. Taeyeon pun merasa lega, akhirnya masalah ini dapat terselesaikan.
“Sehun...”, ucap Taeyeon lirih.
“Ne, Taeyeon.”, tiba-tiba saja Taeyeon meneteskan air matanya dan memeluk Sehun erat.
“Maafkan aku Sehun, maafkan aku telah menuduhmu membunuh Luhan.”
“Sudahlah Taeyeon, aku bahkan sudah memaafkanmu sejak dulu. Lalu kenapa kau menangis?”, ucap Sehun. Taeyeon lalu melepaskan pelukannya dan menatap lekat mata Sehun.
“Sudah cukup aku kehilangan Luhan. Sudah cukup aku kehilangan orang yang aku sayang, dan kali ini aku tidak ingin kehilangan orang yang aku sayang untuk kedua kalinya.”
“Apa maksudmu Taeyeon?”
“Sehun, maukah kau menggantikan posisi Luhan?”, deg. Jantung Sehun terasa berhenti berdetak.
“Apa aku tidak salah mendengarnya?”, ucap Sehun lirih.
Taeyeon hanya terdiam, perlahan Ia memejamkan matanya dan membiarkan Sehun meraih bibir manisnya dan menciumnya.

-THE END-

NO BASH, NO COPAS, DON’T BE SILENT READER
JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR
GOMAWO^^


5 komentar:

  1. seohyun jahat euy! sini seohyun ikut aku, aku jadiin bahan buat bikin bulgogi -_- untung sehun nya ga mati ya thor, ending nya romantis banget yaampun thor, senyum senyum sendiri bayanginnya, ditunggu karya lainnya loh thor, hwaiting! ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. weh kamu tega ya wkwk-_-
      author sendiri aja senyum senyum bikinnya :p
      sip, thx^^

      Hapus
  2. wah aq senang bukan sehun yang membunuh luhan
    :D :D

    BalasHapus
  3. waduh sis seo nya jahat
    daebak thor!

    BalasHapus
  4. Daebak eon. Tapi aku kasian sama luhan. Dia juga bias aku lho selain sehun.

    BalasHapus